work executif

Kamis, 17 Maret 2011

Mengingat Kematian

Imam Syafii pernah ditanya seseorang, 'Apa itu kematian?' Beliau menjawab, 'kematian itu layaknya tidur yang mendatangi kalian setiap malam. Hanya saja waktunya sangat panjang, tak terbangunkan sampai kiamat. Dalam tidur saja orang bisa bermimpi indah melihat hal yang menyenangkan atau mengerikan maka keadaan gembira atau keadaan sedih ketika tidur. Inilah makna kematian, Maka bersiap-siaplah kalian. Bagi seorang Mukmin kematian adalah keindahan.
"Ingatlah sesungguhnya kekasih Allah, itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akherat. (QS. Yunus : 62-64).
Imam Shiddiq pernah diminta gambaran tentang kematian, beliau menjawab, 'Buat orang yang ingkar, kematian seperti terkena patukan ular atau sengatan kalajengking namun bagi orang yang beriman kematian layaknya seperti mencium parfum terwangi yang dicium, lalu tertidur pulas karena wanginya dan luluhlah seluruh rasa letih dan penatnya.'
Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan kepada mereka, 'Salaamun 'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.' (QS. An-Nahl : 32).
Teman yang berbahagia, mari dibulan suci Ramadhan ini kita sama-sama mengingat kematian sebab bagi seorang Mukmin mengingat kematian membuat kita bergegas untuk melakukan kebaikan, sebagaimana Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda,
'Barang siapa yang waspada terhadap kematian, niscaya dia akan bergegas melakukan kebaikan.' (HR. Abu Dawud).
Wassalam,

Do'a untuk orang tua

Yaa Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka

Yaa Allah,
Berikanlah mereka balasan yg sebaik-baiknya atas didikan mereka padaku.
Berikanlah mereka pahala yg besar atas kesayangan yg mereka limpahkan kepadaku.
Perihalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.

Yaa Allah,
Apa saja gangguan yg telah mereka rasakan, atau kesusahan yg mereka derita karena aku, atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku, jadikanlah semua itu penyebab rontoknya dosa2 mereka, meningginya kedudukan mereka dan bertambahnya pahala kebaikan mereka dgn perkenan-Mu, Yaa Alloh, sebab hanya Engkaulah yg berhak membalas kejahatan dgn kabaikan berlipat ganda.

Yaa Allah,
Bila ampunan-Mu telah mencapai mereka sebelumku, ijinkanlah mereka memberi syafaat utkku.
Tetapi apabila ampunan-Mu lebih dahulu mencapai diriku, maka ijinkanlah aku memberi syafaat buat mereka sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu di tempat kediaman yg dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu, serta rahmat-Mu

Sesungguhnya Engkaulah yg memiliki karunia Maha Agung, serta anugrah yg tak berakhir dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.

Aamiiin Yaa Mujibad Da'waat...

Dahsyatnya Zikir

Zikir-menyebut-nyebut nama Allah dan merenungkan kuasa, sifat, dan perbuatan serta nikmat-nikmat-Nyamenghasilkan ketenangan batin. Allah menegaskan dalam ayat berikut ini.

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd [13] : 28)

Perasaan tidak tenang dan tidak nyaman memang sering mengganggu kita, baik bersifat internal, seperti rasa takut akan sesuatu dan rasa putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu, maupun eksternal, seperti kalah bersaing dengan orang lain dalam mencapai sesuatu dan tidak adanya jaminan akan keselamatan hidup atau masa depan. Tidak heran bila perasaan tidak tenang itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres. Nah, salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman itu adalah dengan zikir mengingat Allah.

Mengapa dengan zikir, hati menjadi tenang dan tenteram?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui masalah “hati” atau “qalbu” dalam bahasa Arab. Kata “qalbu” memiliki dua arti.
Pertama, qalbu adalah sepotong daging yang lembek dan lembut yang berada di sebelah rongga kiri dada, yaitu sepotong daging yang khusus. Di bagian dalamnya terdapat rongga-rongga tempat darah mengalir. Di tempat ini pulalah ruh bersemayam.

Qalbu dalam pengertian ini bisa juga disebut jantung, karena jantung merupakan bagian dari organ tubuh yang terletak di dalam rongga dada. Berkaitan dengan qalbu atau jantung, ada sebuah penelitian ilmiah yang sangat menarik. Hasil penelitian ilmiah tersebut adalah 25 Amin Syukur

Yang menjadi pembicaraan kita dalam fasal ini adalah qalbu atau hati dalam pengertian kedua yang bersifat rabbaniyah dan ruhaniyah. Qalbu ini dapat merasakan gelisah, sengsara, resah, susah, dan sedih. Ia juga bisa tertutup, mati, berkarat, melemah, lalai, dan lupa. Sebaliknya, ia juga bisa merasa nyaman, tenteram, senang, gembira, dan bahagia. Ia juga bisa terbuka, hidup, bersih, menguat, ingat, dan terjaga.

Salah satu faktor penyebab yang membuat qalbu (hati) menjadi tidak tenteram dan tidak tenang adalah ghaflah, alias lalai dan lupa kepada Allah. Orang yang lalai
dan lupa kepada Allah akan membuatnya lupa kepada dirinya sendiri. Orang yang lalai dari zikir juga tidak akan pernah merasa hidupnya tenang dan tenteram. Ia
akan selalu dalam keadaan gelisah, resah, dan susah.

Orang yang lupa kepada Allah akan tenggelam ke dalam telaga kelupaan, kebimbangan, dan keterasingan. Ia akan jauh dari lingkaran cahaya dan akan masuk ke dalam lingkaran kegelapan. Allah menegaskan, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri." (QS Al-Hasyr [59]: 19).

Sementara itu, orang yang ingat -zikir- kepada Allah, hatinya akan tenteram dan tenang. Ia akan ingat kepada dirinya sendiri dan Allah pun akan membuatnya ingat kepada dirinya sendiri. Hidupnya akan tenang dan tenteram. Ia akan selalu berada dalam lingkaran cahaya. Sebab, zikir dapat menghilangkan rasa sedih dan rasa gelisah dari hati. Zikir dapat mendatangkan kebahagiaan hati. Ia dapat menyinari hati dan menguatkannya. Ia dapat menghidupkan hati dan membersihkannya dari kotoran dan karat. Orang yang berzikir akan senantiasa dekat dengan Allah. Dan, Allah pun akan senantiasa bersamanya. Zikir merupakan obat hati dan lalai adalah penyakitnya. Hati yang sakit hanya dapat diobati dan disembuhkan dengan zikir kepada Allah. Karenanya, Makhul berkata, "Zikir atau ingat kepada Allah adalah
obat. Dan, ingat kepada manusia adalah penyakit."

Hati dapat berkarat karena dua perkara, yaitu ghaflah (lalai) dan dosa. Hal yang dapat membersihkannya juga dua perkara, yaitu zikir dan istighfar. Jika seseorang lalai dari mengingat Allah pada sebagian besar waktunya, karat di hatinya akan menumpuk sesuai dengan tingkat kelalaiannya. Jika hati berkarat, bentuk segala sesuatu di dalamnya tidak tergambar sesuai dengan faktanya. Ia akan melihat kebatilan dalam bentuk kebenaran dan melihat kebenaran dalam bentuk kebatilan. Sebab, ketika karat telah menumpuk di hati, maka ia akan menjadi
gelap dan di dalamnya berbagai bentuk kebenaran tidak akan tampak sebagaimana adanya. Apabila karat itu telah bertumpuk-tumpuk, hati akan menjadi hitam pekat dan pandangannya menjadi rusak sehingga ia tidak dapat mengingkari kebatilan. Inilah siksaan hati yang paling berat. Sumber dari siksaan itu adalah sikap lalai dan mengikuti hawa nafsu. Kedua hal inilah yang menghilangkan cahaya hati dan membutakannya."

Tidak dapat dibantah lagi bahwa zikir benar-benar dapat menenteramkan hati. Penyebabnya adalah ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat itu terselip sikap menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakkal atau tawwakkul. Kita mengenal bahwa salah satu sifat dari Allah adalah al-Wakil (tempat bersandar).

Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik tempat bersandar.